Yang Kecil yang Kalah

Posted Minggu, 21 Maret 2010 by LaLa Melati
Warga miskin selalu saja menjadi korban kejahatan hukum di Indonesia. Hanya melakukan hal kecil dan sepele saja mereka bisa dijebloskan ke dalam penjara dan masa hukumannya bisa lebih besar dari masa hukuman koruptor yang menghabiskan hampir milyaran uang Negara. Tentu saja , rakyat kecil merasa tidak ada keadilan dalam hukum di Indonesia ini.

Seperti kasus pencurian buah semangka di daerah Jawa Timur beberapa waktu lalu. Orang yang disebut pencuri itu hanya mengambil sebuah semangka di ladang tempatnya bekerja. Tetapi sang pemilik ladang tidak terima dan merasa dirugikan dengan adanya kejadian ini. Akibatnya petani itu dilaporkan kepada pihak yang berwajib. Melalui proses sidang yang cukup berkelit, akhirnya petani ladang semangka itu dijatuhi hukuman selama kurang lebih 5 bulan kurungan. Bandingkan saja dengan gubernur yang mengambil uang Negara hingga ratusan juta untuk keprluan pribadinya. Sehapis diringkus oleh pihak yang berwajib, paling-paling ia hanya melalui beberapa kali sidang saja tanpa masalah yang berkelit dan akhirnya hakim pun mengetuk palu dengan menjatuhi hukuman tidak lebih dari setahun, belum lagi dikurangi masa percobaan.


Dari dua kasus itu saja kita bisa melihat ketidakadilan hukum di Indonesia. Orang – orang berduit bisa saja membayar jaksa atau hakim untuk meringankan hukuman mereka. Mereka juga bisa membayar hakim atau jaksa untuk menambah lagi hukuman kepada terdakwa. Itu hanya dari hukum pidana saja, belum lagi hukum perdata, sanksi yang diberikan bisa sampai ratusan juta bahkan sampai milyaran.


Hakim dan jaksa serta kepolisian adalah pelindung dan pembela yang benar. Seharusnya mereka tidak tergoda dengan pulungan – pulungan rupiah yang ditawarkan oleh para pelapor untuk memuluskan proses hukum yang mereka jalani. Bukan hanya orang berduit saja yang bisa mendapat keadilan, rakyat kecil juga membutuhkan keadilan dan rasa aman.
(lala)

0 komentar:

Posting Komentar